Kasus penembakan, haruskah PUBG jadi kambing hitam?

aryprastiya

Cukup terkejut mendengar kabar wacana fatwa MUI yang akan mengharamkan game PUBG. Usut punya usut ternyata wacana fatwa tersebut dikarenakan peristiwa yang terjadi di New Zeland. Peristiwa tersebut di anggap mirip dengan gameplay PUBG, yang notabene memang game  tembak-tembakan. Cukup tidak adik kalau game PUBG yang menjadi kambing hitam. Bukankah ada ribuan game yang bertemakan battle royale seperti PUBG seperti Free Fire, Fortnite, Counter Strike. Lantas kenapa hanya PUBG yang disalahkan.

Tapi disisi lain, memang tidak bisa dipungkiri kalau apapun yang dimainkan oleh seseorang, bisa terbawa ke dunia nyata walaupun hanya sedikit. Misalkan gemar nonton drama korea jadi suka berdialog korea, suka naruto jadi sering mengeluarkan rasen-gan dan sejenisnya.  Saya mempunyai seorang teman yang kerjaanya main game ini terus. Dari pagi sampe pagi lagi isinya cuma main game.

Saya mungkin bukanlah seorang pencandu game ini, tapi saya rasa akan ada efek yang lebih baik kalau wacana MUI tersebut bisa ter-realisasi. Salah satunya adalah jadi lebih produktif. Jujur saja saya sering sekali menghabiskan waktu ber jam jam buat main game ML. Mungkin waktu yang saya gunakan buat main ML bisa buat kuliah s3 hehehe.

Itu sekedar opini saya, bukan bermaksud menyinggung pihak manapun. Terimakasih sudah membaca sampai jumpa ke postingan selanjutnya ....


2 comments

  1. Tentunya tidak, saya juga dari kecil sampai dewasa suka main game tembak-tembakan seperti pb, ff, dan pubg tapi tak pernah ada efek samping seperti ingin menembak seseorang dsb, karena saya tau itu hanyalah sebuah permainan.

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon