Ok baiklah
disemester tujuh ini gw jadi teringat kata-kata nyinyir gue yang dulu pernah
menghujat kaka tingkat yang nggak lulus-lulus dengan perkataan yang menusuk
hati yang terdalam*lebay lu* kalau
sampai didengar orangnya.
Kata-kata yang cukup bikin sakit, tapi tak berdarah.
Elu kuliah nggak lulus-lulus niat nggak sih, kan tinggal skripsi
Biar gue kasih bold pada kata tinggal skripsi. Emang bener sih “tinggal skripsi” cuma empat sks dan
nggak ada perkuliahan masuk kelas. Tapi, perjalanan menyelesaikan mata kuliah
yang “tinggal skripsi” ini begitu panjang dan nggak kelar-kelar. Entah kenapa
seakan skripsi selalu bertentanga dengan mood. Ibarat sks skripsi memiliki
banyak hal implisit yang dapat menjadi pintu pembuka suatu ke tidak-prduktiv-an
dalam hal apapun.
Ke-tidak-produktiv-an yang gue maksud bukan karena terlalu fokus bikin
skripsi, tetapi justru sebaliknya. Mood yang tak kunjung mampir *padalah udah
open house+. Nggak ada mood sama dengan nggak ada eksen, alias mager. Studi
menunjukkan bahwa ke-mager-an adalah awal dari ke-mager-an yang lain. So pasti,
all the thing is just left and messy.
Kemarin gue ngobrol sama temen seperjuangan gue. Then she said “gue mager banget, waktu gue kebuang banyak”. Gue
juga sama. Sedikit lega karena ada temen yang sama-sama mager buat eksen *lega
yang unfaedah. Pas gue lihat feeds
instagram isinya pada sidang, pada wisuda, pada permberkasan ini dan itu. Kok
rasanya badan panas, ati muak, pikiran ampek, kepala puyeng, penglihatan buram*eh lupa pakai kacamata. Tapi anehnya gue tetep pasang
wajah nggak papalah, ntar gue juga nyusul. Kalau kata alm jupe sih, aku rapopo.
Satu hal yang mungkin gue nggak punya adalah “suatu paksaan” yang bikin
gue eksen. Untuk pertama kalinya dalam hidup gue pengin melakukan sesuatu
karena terpaksa. Emang sih dipaksa nggak enak. Tapi kalau gini terus, kuliah
gue bakalan gini gini aja. Secara gue termasuk mahasiswa yang tingkat
kepinteran-nya berada di skala atas *sombong dikit gpp kan, ngehibur diri*
Gue pernah masuk keruang dosen dan secara tak terduga dan tak terkira
ibu dosen berkata “mas Ary udah lulus ya kemarin” yawla, gue pengin banget
ngejawab Yes Mam. Sumpah, disaat itu ati
gue ngerasa gagal, udah bikin kecewa akan ekspektasi kebanyakan orang.